Mustika tidak pernah menyangka bahwa perjalanan umrahnya ke Makkah & Madinah akan mengubah hidupnya. Ia datang dengan niat sederhana: berdoa, menenangkan hati, dan mencari arah dan memohon didekatkan dengan jodoh terbaiknya,
Suatu sore, di pelataran masjid nabawi, angin gurun berembus pelan. Tika ketemu orang dan di foto videoin sama team umroh picture
namanya yadi hamdani, dia adalah owner dari brand tsb, percakapan mereka singkat, penuh adab, namun terasa hangat. Tidak ada janji, tidak ada rayuan—hanya rasa nyaman yang sulit dijelaskan.
Hari-hari berikutnya, mereka lanjut taaruf dan bersilaturahmi dengan baik,
suatu malam, yadi berkata pelan,
“di tempat ini, perasaan tidak perlu diucapkan dengan tergesa. Jika memang baik, biarlah doa yang menyampaikannya.” Tika tersenyum. Ia mengerti.
Saat tiba waktu perpisahan, tidak ada janji untuk saling menunggu. Hanya satu doa yang sama-sama mereka panjatkan—semoga jika memang ditakdirkan, allah mempertemukan mereka kembali dengan cara yang paling indah.
Beberapa bulan kemudian, sebuah pesan datang ke whatsapp tika. Bukan kata cinta yang panjang, hanya satu kalimat sederhana:
“bolehkah aku datang ke keluargamu, dengan niat yang serius?”
Di antara pasir gurun dan doa-doa yang pernah terucap, cinta itu akhirnya menemukan jalannya.
Dan berujung di pernikahan